Para Tajuk Cipta

Kami adalah tajuk cipta, yang coba dikenakan pada si kancil nakal.
Bersuntingkan pensil serta rasa ingin tahu, namun masih terlalu muda.
Pandai mengeja, tanpa bijak mencerna.

Harum kopi merebak memasuki raga saat pertama kali jumpa.
Beriringan juga saat sukma memasuki asmaraloka.
Kidung perjuangan dinyanyikan, genderang semangat ditabuh.
Kadang suntikan anestesi membuat kami jatuh dalam mabuk khayal, menerawang langit.
Tapi kami sepertinya terlalu lupa bahwa matahari pun harus membakar dirinya sendiri agar bersinar, tidak secepat bulan yang hanya memantulkan, yang semu, yang menutupi bayang.

Akhirnya si rama-rama masuk jua dalam api.
Rekat kita beberapa saat namun terbang cepat layaknya benih dandelion halaman belakang.
Kereta itu telah sampai stasiun akhir.
Namun pelabuhan hanya berjarak beberapa hasta.
Pilihan kita untuk kembali menaiki kereta, atau mengarungi lautan dunia, tempat pusara berbagai angan jiwa.

Kurasa kita sedang menuju pulau yang berbeda, tapi biarlah doa ini ku panjatkan agar suatu saat kita dapat berjumpa di Laut Tirenia.
Untuk bersama kita nikmati ladang Bunga Matahari ditemani secangkir teh pada pertengahan bulan Juli yang menghembuskan angin asmara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka Untuk Mas Admin @Hitsbiruhitam

Tersangka Kisruh Akang Batman

Hampir Aja Gue Masuk Koran