Aplikasi-aplikasi yang Gue Pakai Sepulang dari Kuburan
disclaimer!
Tulisan ini
dibuat serta merta bukan untuk mempromosikan aplikasi-aplikasi yang saya tulis di bawah (walaupun mereka dapat content marketing gratis dari saya). Tulisan ini dibuat hanya karena sekarang (waktu mulai nulis) malam minggu, sendirian
di kantor, menunggu hujan yang deras di luar dan pengen nulis lagi. Toh saya pun ga dibayar sama mereka. Tapi kalo dibayar boleh kok Pak, Bu. hehe
Hari sabtu akhir bulan Juli lalu gue jalan sama Rabbania, teman yang sudah setahun hilang pergi main bersama
kangguru dan koala di Australia negeri wool (Katanya.. katanya..) Aborigin
sukunya (katanya.. katanya..) *Lah jadi nyanyi. Pokoknya waktu itu gue jalan sama
Bani. Perjalanan
tersebut cukup membuat gue agak berfilosofis ria ketika jalan pulang, soalnya.... kami dari
kuburan! (Maap ya Ban ngajak main ke kuburan…) Tapi ini
bukan sembarang kuburan sih. Kami berkunjung ke Ereveld Menteng Pulo,
kuburan prajurit-prajurit Kerajaan Belanda (KNIL) dan tentara gabungan sekutu untuk
Hindia Belanda yang meninggal masa pergolakan pasca-kemerdekaan
Indonesia (1945–1949). Di tempat ini dimakamkan Brigadir Jenderal A.W.S.
Mallaby dan Jendral Simon Spoor. Kalau gatau mereka berdua siapa, gapapa kok.
Ga ngaruh juga di kehidupan kalian.
Gereja di dalam Ereveld Menteng Pulo
Dengan backsound lagu "Putih" dari Efek Rumah Kaca, di
jalan pulang gue memikirkan tentang kematian (tsadeees). Jendral Spoor atau Mallaby yang begitu "berkuasa" sewaktu hidup, pas meninggal mah yaa..... udah, sama kaya semua manusia. Jadi tanah. Kuburan kedua Jendral tersebut pun sederhana. Tidak ada posisi istimewa, nisan yang lebih besar, maupun aksesoris yang lebih mentereng dibandingkan dengan dengan kuburan prajurit lainnya yang bahkan tidak bernama. Intinya semua manusia kalo mati, ya mati.
Gue jadi teringat salah satu pidato terbaik Steve Jobs pas acara wisuda Stanford University tahun 2005. Pakde Jobs bilang:
Gue jadi teringat salah satu pidato terbaik Steve Jobs pas acara wisuda Stanford University tahun 2005. Pakde Jobs bilang:
Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah suatu alat yang ampuh untuk membantu saya melakukan pilihan tepat dalam hidup saya. Sebab hampir segalanya – harapan, kebanggan, ketakutan akan kekacauan atau kegagalan – semua itu akan hilang begitu menghadapi kematian, yang tersisa hanyalah yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan mati adalah cara terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan pikiran bahwa anda akan kehilangan sesuatu. Anda telah "telanjang" (ga punya apa-apa). Tak ada alasan untuk tidak menuruti kata hati (passion) anda.
Nah gue mikir tuh, umur segini.... gue belom berbuat apa-apa (rada quarter-life crisis sih). Gimana ya biar kehidupan gue bermanfaat dikit? Teringatlah gue pesan dari buku 7 Habits of Highly Effective Peoples (bukan 7 Manusia Harimau ya) bahwa apa yang kita capai sebenarnya tergantung bagaimana kebiasaan kita sehari-hari. Dengan kebiasaan yang baik, hal yang kita capai dalam hidup pun kemungkinan akan baik.
Dalam buku tersebut disebutkan: pertama-tama kita mengubah kebiasaan kita, lama-kelamaan kebiasaan lah yang mengubah kita. Ngubah
kebiasaan emang ga gampang, tapi selalu mungkin. Sayangnya gue lahir di negara
termager se-dunia, Indonesia Raya, yang mungkin memiliki genetik WACANA. Gue
tau semangat gue untuk mengubah diri ini paling banter hanya akan bertahan 3-4 hari
kedepan. Persis efek abis ikut acara ESQ, yang pada hari ke-empat materi motivasinya udah jadi bahan lawakan. Empat hari pun masih SANGAT BAGUS karena biasanya esok pagi juga itu semangat
hilang terbuang bersama pup di kamar mandi *cepluk.
Supaya tidak wacana, saya sebagai anak startup IT, sebagai bagian dari generasi milenial, Gen
X.... yang memanfaatkan teknologi informasi terkini dalam kehidupan kesehariannya, mencoba menggunakan aplikasi mobile untuk mengubah kebiasaan! Setelah dilihat-lihat banyak juga lho aplikasi
menarik yang bisa membantu hidup kita. Ada 9 aplikasi yang gue pakai untuk memperbaiki kebiasaan gue sehari-hari. Here we go!
Kebugaran
Mens sana in corpore sano. Artinya rajin-rajinlah
menabung. Nggak deh. Artinya pikiran
sehat di dalam tubuh yang sehat. Bung Karno aja menerjemahkan jargon itu sebagai
program "Olahraga untuk Nation and Character Building." Beeuh. Kalo badan lo sehat, karakter lo sehat sehingga bisa berkarya. Asal jangan kejebak penyakit "body image" aja.
Gue
sebenernya udah install dua aplikasi: (1) Nike Running buat jogging, dan (2) 7
Minute buat latihan kebugaran. Nike Running tau lah ya? Aplikasi buat lari-larian. Nike Running gue install karena temen-temen
gue kebanyakan pake ini. Pernah nyoba aplikasi Asics, tapi ga cocok. Mau coba yang lain pun, udah terlalu nyaman sama Nike Running. Sulit memang kalau sudah nyaman ... Tapi gue bikin jadwal jogging pake Asics karena lebih bagus katanya.
Sedangkan 7 Minute adalah aplikasi yang bakal nyuruh-nyuruh lo untuk melakukan berbagai gerakan menyiksa seperti push-up, wall-sit, squat, plank, dll. Aplikasi ini cocok buat business man macem gue yang jadwalnya padat (padahal belom bener ngatur jadwal) karena latihannya cuma 7 menit. Pengembangnya bilang dengan 7 menit doang, itu udah cukup untuk bisa memperbaiki kebugaran dan bikin lo sehat, karena latihannya memang dibuat seefektif dan seefisien mungkin. Sumpah, ini latihan 7 menit tapi capenya lumayan lho.
Setelah dua aplikasi tersebut, gue
nambahin satu lagi buat badan: (3) Sleep Better! Gue menyadari kehidupan gue tidak normal pada sesi jam tidur. Gue setuju slogan Sleep Better: Because great nights lead to great days. Gimana cara menggunakannya? Jadi sebelum tidur, gue mesti buka aplikasi ini, terus taro hape di deket gue tidur. Aplikasi ini akan mengambil data kapan aja gue tidur nyenyak dan kapan kurang nyenyak, dari gerakan dan suara. Dari data itu, gue bisa analisis bagaimana aktifitas hari gue sebelumnya bisa mempengaruhi kualitas tidur gue (sebelum tidur gue diminta masukin data apakah gue hari itu gue stres, minum kopi, minum alkohol -astagfirullah, olahraga, dsb.). Terakhir, Sleep Better juga bisa ngumpulin data mimpi. Pas bangun gue bisa nulis apakah mimpi buruk apa nggak, gimana cerita mimpinya, dll.. seru kan.
Cuma 83% :(
Sebenarnya untuk masalah kebugaran mungkin
juga
bisa
ditambah sama aplikasi makan-minum. Seperti aplikasi ngitung kalori makanan biar bisa ngatur pola makan jadi lebih sehat. Bahkan ada aplikasi yang ngingetin makan-minum, saking ga ada yang ngingetin :( Tapi gue belum coba eksplore ke ranah ini. Mungkin ada
saran?
Game otak
Abis
badan, pikiran juga perlu diperhatiin dong. Gue pernah liat si Meka pernah main game buat otak. Gue pikir kayanya bagus juga tuh. Sesuatu yang menyenangkan, plus emang dibuat untuk meningkatkan kapabilitas otak lu. Gue cari lah game semacam itu, terus nemu dua yang kece: (4) Peak dan (5) Lumosity. Kedua game ini permainannya banyakk. Macem mainan Bishi Bashi di PS 1 dulu, anak rental pasti tau.
Kedua game ini menantang berbagai fungsi otak seperti emosi,
information processing, memori, mental agility, problem solving, attention,
task switching, linguistik, perencanaan, kalkulasi…. Meen, ini keren. Lo
bener-bener main permainan yang memang dirancang buat ningkatin
kapasitas otak lo. Main Pokemon Go, Capsa online atau COC ga salah
siiih. Mungkin permainan-permainan itu juga punya berbagai manfaat untuk otak. Tapi sebagai pengukuhan, Peak dan Lumosity emang dirancang sama ahli otak-otakan: PhD dari Cambridge, UCL , Yale, Stanford. Pastinya kan udah bener-bener dipikirkin secara saintifik untuk bisa meningkatkan fungsi otak semaksimal mungkin. Permainannya pun singkat (1-2 menit) sehingga dapat lo atur antara waktu kerja dan main..
Salah satu permainan di Lumosity
Kalau urusan badan masalah gue adalah tidur, untuk otak penyakit gue adalah Procrastinating (menunda-nunda) dan multitasking (melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu). Kalau masalah menunda-nunda, beberapa hari ini gue nyari aplikasi yang enak menurut gue untuk tidak menunda, tapi kayanya Google Calendar aja udah cukup. Dengan selalu bikin jadwal perminggu, bahkan perbulan, masalah Procrastinating alhamdulillah berangsur sembuh.
Jadi tinggal memperbaiki masalah multitasker aja nih. Multitasking ada baik-buruknya sih. Buruknya adalah dia nggak fokus! Ga bener-bener menyelesaikan apa yang sudah dikerjakan, biasanya ketika menghadapi rintangan. Setelah cari-cari, gue coba pakai (6) Brain Focus. Sebenarnya aplikasi ini simple. Cuma countdown (hitung mundur) selama 25 menit dan 5 menit. 25 menit harus digunakan sebagai waktu bekerja, dan nanti 5 menit setelahnya untuk istirahat. Setelah nyari tau lebih dalam, ternyata metode 25-5 ini namanya Pomodoro. Teknik Pomodoro adalah metode manajemen waktu yang dikembangkan oleh Francesco Cirillo sekitar akhir 1980an. Metode ini katanya sih bisa ningkatin produktivitas karena otak dibiasain untuk mengurangi gangguan internal maupun eksternal sehingga masuk dalam kondisi "flow". Pernah ngerjain sesuatu sampe waktu terasa cepat berlalu? itu namanya kondisi "flow". Kondisi ketika otak tenggelam dalam perasaan fokus, keterlibatan penuh dan menikmati suatu proses kegiatan. Cara ini gue pake seminggu terakhir ketika gue sedang mengerjakan berbagai dokumen, dan menurut gue efektif.
Mental state in terms of challenge level and skill level, according to Mihaly Csikszentmihalyi's flow model
Spiritual
Body udah, Mind udah, biar lengkap tambahin Soul dong. Malah ini yang paling penting. Gue pake (7) Athanotify. Aplikasi ini dengan baiknya mengingatkan gue untuk SHOLAT! Karena Sholat adalah tiang agama. Subhanallah. Sebenernya udah download sih pas gue balik dari Mekah. Alhamdulillah bikin gue lebih baik dalam mengerjakan sholat di awal waktu, sejauh ini :) Athanotify juga ada arah kiblat, ngingetin puasa sunah, bacaan berbagai doa, bikin hape lu silent mode ketika jam-jam sholat (10 menit abis iqomah), dll.
Duit
Seringkali, mungkin lo juga mengalami, duit itu kadang menghilang begitu aja. Dengan segala iklan yang memborbardir (menurut penelitian dalam sehari kita melihat 300-700 iklan), memiliki uang emang jadi cobaan. "kehilangan" ini sebenarnya cuma karena lo ga nyadar udah mengeluarkan uang kemana aja. Permasalahan ini gue selesaikan dengan: (8) Money Lover, aplikasi untuk mengambil data pemasukan dan pengeluaran, juga kemana aja uang tersebut mengalir. Jadi tiap kali gue melakukan transaksi, entah itu makan, jajan, naik angkot, belanja baju, beli buku... semua gue catet di Money Lover. Dari situ jadi ketauan dalam sebulan pengeluaran gue paling besar untuk apa dan bagaimana persentasenya. Aplikasi ini juga bisa nyatet utang! lo utang ke siapa, dan siapa utang ke lo. Kalau orang lain utang ke gue, biasanya sih gue ikhlasin (azek). Tapi untuk gue yang utang ke siapa, itu kan yang kadang lupa (atau sengaja dilupakan). Lebih lanjut di Money Lover lo juga bisa bikin perencanaan pengeluaran. Misal, untuk makan lo menganggarkan 400rb sebulan. Nanti setiap lo makan, akan ada catatan tinggal berapa duit yang bisa lo habiskan untuk makan.
Persenan pengeluaran ane pada suatu bulan
Kebiasaan lainnya
Setelah gue merenungkan, sebenarnya inti dari kebiasaan adalah pengulangan doang kan. Lo mengulangi sesuatu secara rutin dalam kurun waktu tertentu, sehingga sesuatu itu jadi bagian dalam kehidupan lo sehari-hari. Ada kebiasaan jelek yang ingin gue hilangkan, ada juga kebiasaan baik yang coba gue tanam. Seperti misal rokok, gue udah ga kecanduan sih. Tapi tetep aja seminggu masih 1-3 batang. Gue bertanya bisa ga sih bener-bener ga ngerokok. Atau pengen "install" kebiasaan sedekah. Selama pencarian aplikasi-aplikasi diatas, gue bertemu dengan (9) HabitBull. Aplikasi ini membantu untuk mencatat tujuan-tujuan gue, SECARA KONSISTEN. Misal gue pengen berhenti merokok, maka ketika hari itu gue ga merokok, gue nyatet di HabitBull bahwa hari itu gue berhasil. Ketika suatu hari gue merokok, atau tidak berhasil, kesuksesan gue untuk membuat kebiasaan tersebut akan terulang dari awal. Jadi gue akan merasa sayang untuk mengulang dari nol lagi sehingga tetap mengulangi kegiatan yang sama.
Balik lagi, tergantung orangnya
Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan. Paradox-nya adalah.... Tuhan maha baik. Jadi sebenernya lo yang kurang berusaha, jika memang yang lo lakukan itu baik. Aplikasi hanya alat, untuk mempermudah tentunya. Tapi kalau dari manusianya sendiri yang ga bener-bener pengen berubah, ya ga akan bisa. Pun aplikasi terkeren 2016: SmartSchool Mobile, yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia, hanya sebatas aplikasi kalau implementasinya jelek. Makanya pelaksanaan jadi kuncinya. Seminggu ini gue sangat melawan segala godaan yang pasti banget muncul, namanya juga mau bikin kebiasaan. Sebenarnya menulis artikel ini juga bagian dari cara gue mengukuhkan kebiasaan yang coba gue bangun. Dengan menulis, gue bertanya lebih dalam tentang aplikasinya, jadi tau fitur-fitur lain yang tersembunyi, tau persis manfaatnya, sehingga menjaga gue membangun kebiasaan baik.
ma bro
Pun dengan cerita ini siapa tau ada Pembaca-Terhormat-yang-Berbahagia sekalian yang ingin mencoba hal yang sama. Yaaa setiap orang pasti merasa memiliki kebiasaan buruk, atau bercita-cita membangun kebiasaan baik. Maka teruntuk Anda sekalian yang ingin berubah: SEMANGAT YAHH! Semangat nyari candy *pokemon dong. Ryan aja yang pemalas bisa, apalagi kalian. Hehe. Udah ah gitu aja. Bye.

Kak Ryan.. tulisannya keren-keren!👍 ini tombol follow nya mana ya btw
BalasHapusHaha baru liat komen lo masa Nggi. Tuh udah gue sediain widgetnya buat lo.
Hapus